Minggu ini ada cerita tentang arti seorang anak. Masih sedih rasanya,
tapi besar sekali hikmah yang saya dapat dan ingin saya share di blog
ini.
Bismillahirrahmanirrahim... Dengan namamu Ya Allah, atas ijinMu semua ini terjadi, terbaca dan terbagi..
Senin siang itu sepulang jemput anakku yang bungsu, kami (aku, suami dan
anakku) melewati rumah sahabat orang tuaku. Rumah yang besar, bersih
terawat, mencerminkan keapikan pemilik rumahnya. Agak aneh, karena rumah
itu terbuka lebar pintu pagarnya. Biasanya selalu tertutup rapat. Hanya
sesekali saja kalau ada mobil yang keluar masuk. Lalu tiba-tiba aku
melihat barisan kursi lipat dan bendera kertas kuning ...
Innalillahi
wainnailaihi rojiun. Langsung teringat akan Ibu, sahabat orang tuaku
yang menempati rumah itu. Reflex pikiranku langsung mengarah kepada
beliau...*maaf ya tan*...
Suami dan anakku masih menunggu di mobil, aku sedikit berlari
kecil masuk kerumah beliau. Sambil agak bingung, bertanya kepada
bapak-bapak dipintu pagar, "Maaf Pak, siapa yang meninggal?".... Beliau
jawab, "Cucunya Ibu..."... Innalillahi wainnailaihi rojiun...
Saya
hampiri ayah almarhumah, teman kecilku. Ya Allah, tidak kuat hati saya
melihat tatapan sedih dia. Putrinya baru saja dimakamkan. Seorang gadis
kecil umur 7 tahun baru saja dipeluk di dalam perut bumiMu Ya Allah..
Sedikit
cerita yang saya dengar, Putri kecil yang cantik ini sedang main
disekolah, biasa, seperti anak-anak lainnya berlari bermain dengan
teman-temannya, lalu tiba-tiba ia terjatuh. Sepulang sekolah badannya
mengeluh lemas. Entahlah, saat saya mendengar cerita sang nenek yang
tabah ini, pikiranku melayang-layang membayangkan cerita beliau,
membayangkan anak-anakku... Singkat cerita, sang gadis kecil sempat
masuk ICU, karena kondisi yang terus drop, dan ternyata ditemukan tumor
di batang otaknya. Allahu Akbar. Seperti apa perasaan orang tuanya.
Tidak menemukan gejala apa-apa, tiba-tiba dokter memvonis ada tumor di
batang otak putri semata wayangnya. Iya, putri semata wayang. Ngga
berani saya membayangkan seperti apa hancurnya hati kita sebagai orang
tua yang lebih dulu ditinggal anak kita. Sehari setelah gadis kecil itu
berulang tahun yang ke-7, ia pergi, bertemu dengan Zat yang paling
mencintainya. Kue tart berwarna pink masih terlihat di ruang keluarga.
Ya Allah ... :(
Lalu....
Rabu siang, saya melihat status di
profil pic bbm teman, tulisan Innalillahi .... Ya Allah... Satu lagi
pelajaran Kau perlihatkan padaku. Satu lagi keMaha KuasaanMu Ya Rab...
Teh Wulan, teman satu majelis taklimku, baru saja ditinggal pergi oleh
putra ke-duanya dengan penyakit yang sama.
Saya tahu,
tahu persis seperti apa teh Wulan berikhtiar untuk kesembuhan putraya.
Kurang lebih 4 tahun yang lalu penyakit itu mulai memberikan
tanda-tandanya. Diawali dengan tubuh yang tiba-tiba sangat lemas.
Readers, tanpa mengurangi rasa hormat, disini saya tidak akan
mebahas mengenai penyakit yang merenggut anak-anak dari teman-teman
saya. Saya tidak mempunyai ilmu yang tinggi untuk mengenali mengenai
jenis-jenis penyakit.
Saya hanya ingin iqro, membaca dan mentafakuri,
pesan-pesan apa yang ingin Dia sampaikan pada kita. Tentunya kacamata
kita akan membaca dari sudut pandang yang berbeda-beda.
Anak,.
Anak itu titipan, kita sudah tau semua. Titipan yang Allah
ijinkan hidup di dalam rahim kita para ibu. Begitu lahir, disambut
dengan doa dan suka cita. Kita didik dengan penuh cinta dan harapan. Ibu
dan ayah saling mencari kemiripan wajah dengan bangga.. ah... saya
yakin kita semua sama merasakan kebahagiaan yang sama.
Allah selalu punya cara untuk membuka mata hati kita.
Setelah dari pemakaman Dimas, putra teh Wulan, malam itu saya tidak bisa
tidur dengan lelap. Terbayang-bayang wajah orang tua yang baru
ditinggalkan anak-anak mereka. Terbayang mereka pasti sedang teriris
hatinya karena ingin memeluk anak-anak mereka.
Bulak-balik saya
masuk ke kamar anak-anak. Memandangi mereka satu persatu. Mencium mereka
dengan penuh sayang, berjuta syukur dan panjatan doa-doa.
Betapa
Allah sedang membuka mata saya. Menjalin doa-doa saya dengan beberapa
kejadianNya menjadi jalinan ilmu yang harus saya pelajari dan amalkan.
Saya selalu merasa belum bisa menjadi ibu yang baik buat anak-anak saya.
Saya selalu minta ijinNya untuk membimbing saya dalam mendidik
titipanNya. Lalu Allah perlihatkan KekuasaanNya. Menjemput umatnya tanpa
pandang usia.
Tersadar, kadang kita merasa anak adalah milik kita. Kadang kita
merasa berkuasa penuh atas anak kita. Memarahi disaat mereka bertingkah
tidak sesuai dengan yang 'kita inginkan'. Merasa bahwa 'orang tua lebih
tau dari pada anak'. Merasa anak betul-betul milik kita, karena keluar
dari rahim kita. Kadang kita menyimpulkan sesuatu kejadian dengan kaca
mata kita, dengan senjata kita bahwa 'org tua lebih tau apa yang terbaik
buat anaknya' tanpa memberi kesempatan anak-akan mengungapkan 'tuntas'
apa yang ada di benak mereka.
Duh Gusti, mulut ini masih suka mengeluh, ngomel-ngomel, marahin
anak tanpa berpikir bijak sebelumnya. Sementara teman-temanku Kau uji
dengan penyakit yang diderita anak-anak mereka.... Tegarnya mereka
cambuk buat saya.
Anakku seputih-putih kertas dihadapanku...
Maafin
ibumu ya nak, ibu masih harus terus belajar. Ingatkan ibu pada saat ibu
marah dengan tatapan mata cinta kalian. Kuatkan ibu pada saat ibu
merasa 'letih' dengan dekapan tererat kalian. Selamatkan ibu dan ayahmu
di dunia, di alam kubur kelak dan di akhirat nanti dengan doa-doa
kalian. Ibu dan ayahmu hanya manusia biasa, yang kadang terlalu
menunjukkan rasa sayang kami dengan cara yang salah.
Tekad kami
hanya ingin berusaha membahagiakan kalian, mengantar kalian menjemput
cita-cita kalian, mendoakan kalian, memberikan pelukan terhangat yang
kalian pernah punya, dan yang terutama, mendidik kalian menjadi
anak-anak yang soleh. Agar semua doa-doa kalian dikabulkan Allah. Agar
kalian kelak mendapat pendamping hidup yang soleha. Semua sudah
dijanjikan Allah nak... Doa anak-anak soleh yang dikabulkan Allah.
Lelaki yang baik akan mendapatkan wanita yang baik... Itu nak, di dunia
itu pada akhirnya ibadah itu yang harus kalian utamakan. Insya Allah,
jika kalian soleh, mendekat terus pada Allah, maka Allah akan memudahkan
semua urusan dunia kalian.
Ibu ayahmu belum tentu bisa mendampingi kalian terus. Hanya 3
pesan ibu untuk kalian, Jangan pernah meninggalkan sholat. Hidup
Sederhana. Disiplin.
Dengan sholat akan jadi pagar bagi kalian. Akan menyelamatkan
kalian. Akan mendekatkan kalian dengan Allah. Dengan sholat ibu yakin
kalian akan memiliki filter sendiri dalam menghadapi godaan-godaan
diluar sana. Dengan sholat, insya Allah akan membentuk akhlak kalian
lebih baik, iman kalian akan lebih cerdas nak.
Sederhanalah hidup
kalian walau kalian bisa berbuat lebih. Jangan mau diperdaya godaan
dunya yang bisa membuat kalian sombong apalagi lalai ibadah. Ingat nak,
masih banyaaaak orang diluar rumah kita yang tidur dalam keadaan lapar,
yang harus rela kerja keras hanya untuk bisa sekolah, yang menggigil
kedinginan hati mereka karena haus akan kasih sayang orang tua...
Disiplinkan hidup kalian, ibadah kalian, ikhtiar kalian nak. Insya Allah kalian selamat.
Untuk Teh Wulan dan teman-temanku semua yang Allah uji dengan
kehilangan putra putri kalian. Amat sok tau kalau saya bilang 'saya
mengerti perasaan kalian'.. Saya hanya bisa berdoa. Semoga Allah
memberikan kekuatan, ketabahan buat kalian. Yakin, putra putri yang
telah Allah jemput, disambut dan dimuliakan oleh Allah.
"Mereka (orang-orang yang bersabar) itulah yang akan dibalas
dengan martabat yang lebih tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka
dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya"
(QS. al Furqaan : 75)
Yang sabar ya ... kuatkan hati dengan membisikan "Anakku menungguku di pintu surga......'
No comments:
Post a Comment