Friday, January 20, 2012

Anakku Menungguku di Pintu Surga

Minggu ini ada cerita tentang arti seorang anak. Masih sedih rasanya, tapi besar sekali hikmah yang saya dapat dan ingin saya share di blog ini.

Bismillahirrahmanirrahim... Dengan namamu Ya Allah, atas ijinMu semua ini terjadi, terbaca dan terbagi..

Senin siang itu sepulang jemput anakku yang bungsu, kami (aku, suami dan anakku) melewati rumah sahabat orang tuaku. Rumah yang besar, bersih terawat, mencerminkan keapikan pemilik rumahnya. Agak aneh, karena rumah itu terbuka lebar pintu pagarnya. Biasanya selalu tertutup rapat. Hanya sesekali saja kalau ada mobil yang keluar masuk. Lalu tiba-tiba aku melihat barisan kursi lipat dan bendera kertas kuning ...

Innalillahi wainnailaihi rojiun. Langsung teringat akan Ibu, sahabat orang tuaku yang menempati rumah itu. Reflex pikiranku langsung mengarah kepada beliau...*maaf ya tan*...


Suami dan anakku masih menunggu di mobil, aku sedikit berlari kecil masuk kerumah beliau. Sambil agak bingung, bertanya kepada bapak-bapak dipintu pagar, "Maaf Pak, siapa yang meninggal?".... Beliau jawab, "Cucunya Ibu..."... Innalillahi wainnailaihi rojiun...

Saya hampiri ayah almarhumah, teman kecilku. Ya Allah, tidak kuat hati saya melihat tatapan sedih dia. Putrinya baru saja dimakamkan. Seorang gadis kecil umur 7 tahun baru saja dipeluk di dalam perut bumiMu Ya Allah..
Sedikit cerita yang saya dengar, Putri kecil yang cantik ini sedang main disekolah, biasa, seperti anak-anak lainnya berlari bermain dengan teman-temannya, lalu tiba-tiba ia terjatuh. Sepulang sekolah badannya mengeluh lemas. Entahlah, saat saya mendengar cerita sang nenek yang tabah ini, pikiranku melayang-layang membayangkan cerita beliau, membayangkan anak-anakku... Singkat cerita, sang gadis kecil sempat masuk ICU, karena kondisi yang terus drop, dan ternyata ditemukan tumor di batang otaknya. Allahu Akbar. Seperti apa perasaan orang tuanya. Tidak menemukan gejala apa-apa, tiba-tiba dokter memvonis ada tumor di batang otak putri semata wayangnya. Iya, putri semata wayang. Ngga berani saya membayangkan seperti apa hancurnya hati kita sebagai orang tua yang lebih dulu ditinggal anak kita. Sehari setelah gadis kecil itu berulang tahun yang ke-7, ia pergi, bertemu dengan Zat yang paling mencintainya. Kue tart berwarna pink masih terlihat di ruang keluarga. Ya Allah ... :(


Lalu....

Rabu siang, saya melihat status di profil pic bbm teman, tulisan Innalillahi .... Ya Allah... Satu lagi pelajaran Kau perlihatkan padaku. Satu lagi keMaha KuasaanMu Ya Rab... Teh Wulan, teman satu majelis taklimku, baru saja ditinggal pergi oleh putra ke-duanya dengan penyakit yang sama.

Saya tahu, tahu persis seperti apa teh Wulan berikhtiar untuk kesembuhan putraya. Kurang lebih 4 tahun yang lalu penyakit itu mulai memberikan tanda-tandanya. Diawali dengan tubuh yang tiba-tiba sangat lemas.


Readers, tanpa mengurangi rasa hormat, disini saya tidak akan mebahas mengenai penyakit yang merenggut anak-anak dari teman-teman saya. Saya tidak mempunyai ilmu yang tinggi untuk mengenali mengenai jenis-jenis penyakit.


Saya hanya ingin iqro, membaca dan mentafakuri, pesan-pesan apa yang ingin Dia sampaikan pada kita. Tentunya kacamata kita akan membaca dari sudut pandang yang berbeda-beda.


Anak,.

Anak itu titipan, kita sudah tau semua. Titipan yang Allah ijinkan hidup di dalam rahim kita para ibu. Begitu lahir, disambut dengan doa dan suka cita. Kita didik dengan penuh cinta dan harapan. Ibu dan ayah saling mencari kemiripan wajah dengan bangga.. ah... saya yakin kita semua sama merasakan kebahagiaan  yang sama.


Allah selalu punya cara untuk membuka mata hati kita. Setelah dari pemakaman Dimas, putra teh Wulan, malam itu saya tidak bisa tidur dengan lelap. Terbayang-bayang wajah orang tua yang baru ditinggalkan anak-anak mereka. Terbayang mereka pasti sedang teriris hatinya karena ingin memeluk anak-anak mereka.
Bulak-balik saya masuk ke kamar anak-anak. Memandangi mereka satu persatu. Mencium mereka dengan penuh sayang, berjuta syukur dan panjatan doa-doa.
Betapa Allah sedang membuka mata saya. Menjalin doa-doa saya dengan beberapa kejadianNya menjadi jalinan ilmu yang harus saya pelajari dan amalkan. Saya selalu merasa belum bisa menjadi ibu yang baik buat anak-anak saya. Saya selalu minta ijinNya untuk membimbing saya dalam mendidik titipanNya. Lalu Allah perlihatkan KekuasaanNya. Menjemput umatnya tanpa pandang usia.


Tersadar, kadang kita merasa anak adalah milik kita. Kadang kita merasa berkuasa penuh atas anak kita. Memarahi disaat mereka bertingkah tidak sesuai dengan yang 'kita inginkan'. Merasa bahwa 'orang tua lebih tau dari pada anak'. Merasa anak betul-betul milik kita, karena keluar dari rahim kita. Kadang kita menyimpulkan sesuatu kejadian dengan kaca mata kita, dengan senjata kita bahwa 'org tua lebih tau apa yang terbaik buat anaknya' tanpa memberi kesempatan anak-akan mengungapkan 'tuntas' apa yang ada di benak mereka.


Duh Gusti, mulut ini masih suka mengeluh, ngomel-ngomel, marahin anak tanpa berpikir bijak  sebelumnya. Sementara teman-temanku Kau uji dengan penyakit yang diderita anak-anak mereka.... Tegarnya mereka cambuk buat saya.

Anakku seputih-putih kertas dihadapanku...

Maafin ibumu ya nak, ibu masih harus terus belajar. Ingatkan ibu pada saat ibu marah dengan tatapan mata cinta kalian. Kuatkan ibu pada saat ibu merasa 'letih' dengan dekapan tererat kalian. Selamatkan ibu dan ayahmu di dunia, di alam kubur kelak dan di akhirat nanti dengan doa-doa kalian. Ibu dan ayahmu hanya manusia biasa, yang kadang terlalu menunjukkan rasa sayang kami dengan cara yang salah.
Tekad kami hanya ingin berusaha membahagiakan kalian, mengantar kalian menjemput cita-cita kalian, mendoakan kalian, memberikan pelukan terhangat yang kalian pernah punya, dan yang terutama, mendidik kalian menjadi anak-anak yang soleh. Agar semua doa-doa kalian dikabulkan Allah. Agar kalian kelak mendapat pendamping hidup yang soleha. Semua sudah dijanjikan Allah nak... Doa anak-anak soleh yang dikabulkan Allah. Lelaki yang baik akan mendapatkan wanita yang baik... Itu nak, di dunia itu pada akhirnya ibadah itu yang harus kalian utamakan. Insya Allah, jika kalian soleh, mendekat terus pada Allah, maka Allah akan memudahkan semua urusan dunia kalian.


Ibu ayahmu belum tentu bisa mendampingi kalian terus. Hanya 3 pesan ibu untuk kalian, Jangan pernah meninggalkan sholat. Hidup Sederhana. Disiplin.

Dengan sholat akan jadi pagar bagi kalian. Akan menyelamatkan kalian. Akan mendekatkan kalian dengan Allah. Dengan sholat ibu yakin kalian akan memiliki filter sendiri dalam menghadapi godaan-godaan diluar sana. Dengan sholat, insya Allah akan membentuk akhlak kalian lebih baik, iman kalian akan lebih cerdas nak.
Sederhanalah hidup kalian walau kalian bisa berbuat lebih. Jangan mau diperdaya godaan dunya yang bisa membuat kalian sombong apalagi lalai ibadah. Ingat nak, masih banyaaaak orang diluar rumah kita yang tidur dalam keadaan lapar, yang harus rela kerja keras hanya untuk bisa sekolah, yang menggigil kedinginan hati mereka karena haus akan kasih sayang orang tua...
Disiplinkan hidup kalian, ibadah kalian, ikhtiar kalian nak. Insya Allah kalian selamat.




Untuk Teh Wulan dan teman-temanku semua yang Allah uji dengan kehilangan putra putri kalian. Amat sok tau kalau saya bilang 'saya mengerti perasaan kalian'.. Saya hanya bisa berdoa. Semoga Allah memberikan kekuatan, ketabahan buat kalian. Yakin, putra putri yang telah Allah jemput,  disambut dan dimuliakan oleh Allah.



"Mereka (orang-orang yang bersabar) itulah yang akan dibalas dengan martabat yang lebih tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya" (QS. al Furqaan : 75)


Yang sabar ya ... kuatkan hati dengan membisikan "Anakku menungguku di pintu surga......'








No comments:

Post a Comment